Dalam upaya mendeteksi dini serta mendampingi warga Maros yang menderita penyakit Tuberkulosis (TB), Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Maros menggelar Pelatihan Kader TB (Tuberkulosis) yang menjadi bagian dari Program TB/HIV Care Aisyiyah di RM. Padang Raya Maros, rabu (1/3/2017).
Pelatihan ini merupakan pelatihan gelombang pertama yang diikuti 24 kader perwakilan dari 7 Kecamatan di Maros, diantaranya, Lau, Maros Baru, Bontoa, Turikale, Mandai, Marusu dan Bantimurung.
Hadir sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut, Wasor TB Dinkes Maros, H.M Ilyas Nur, Pimpinan Daerah Aisyiyah Maros, Hj. Nurhayati Hamid serta Kader Muhammadiyah, Irdan AB dengan materi tentang Pengenalan TB dan pengobatan serta motivasi kader.
Pelatihan Kader TB Program TB/HIV Care Aisyiyah kerjasama Kementrian Kesehatan RI (1/3/2017) (dok. ist)
Koordinator Program TB/HIV Care Maros, A. Tenripada menjelaskan, program ini merupakan kerjasama Aisyiyah dan Kementrian Kesehatan RI dan sudah ada sejak tahun 2009 di Indonesia, namun baru tahun 2017 ini hadir di Maros dengan total kuota kader yang akan dilatih sebanyak 48 orang. Namun baru 24 kader yang dilatih untuk gelombang pertama kali ini.
Tenripada mengungkapkan, kasus TB di Maros sebenarnya sangat mengkhawatirkan, karena banyak kasus yang masih tersembunyi sehingga menjadi fenomena gunung es akibat kurangnya kesadaan warga memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit saat mengalami gejala TB.
Adapun gejala TB tersebut seperti batuk berdahak selama 2 minggu, berkeringat dimalam hari tanpa aktivitas fisik, berat badan menurun serta nafsu makan berkurang.
Sehingga diharapkan, jika ada warga yang mengalami gejala tersebut agar segera memerikasakan diri ke puskesmas terdekat karena saat ini di masing-masing puskesmas sudah ada bagian TB Care yang khusus melayani pengobatan penderita TB.
Tenripada juga berharap, dengan hadirnya Kader TB di kecamatan, maka ada upaya pendeteksian dini dalam menangani penyakit tersebut apalagi para kader ini diminta untuk aktif mencari kasus di lingkungannya masing-masing dengan target hingga April harus menemukan kasus TB sebanyak 500 orang.
Sementara itu, Kepala Sub subrecipient (SSR) Aisyiyah Kabupaten Maros, A. Masna Azis mengungkapkan, kasus TB di Maros dari data Dinkes untuk 2016, hanya sekitar 300an kasus padahal jika diprosentasekan dari jumlah penduduk dan berbagai perhitungan lainnya, kasus TB di Maros diduga mencapai 2000 Kasus per tahunnya.
Untuk itu, menurut Masna, perlu upaya yang lebih maksimal dalam mendeteksi kasus TB karena kendalanya warga biasanya malu untuk memeriksakan diri karena diketahui TB merupakan salah satu penyakit menular sehingga ada kekhawatiran akan dikucilkan dari lingkungannya. Padahal TB ini bisa diobati dengan sistem rawat jalan jika melakukan pengobatan secara intensif selama 6 bulan. (Maros fm news department)
Post a Comment