Judul-judulnya antara lain seperti “Waktu Ayah Kecil,” “Bermain Bola,” “Malam Hari” dan lain-lain. Buku ini dicetak sebagai salah satu solusi mengatasi literasi anak Indonesia yang masih sangat rendah. Penelitian PISA tahun 2012 menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti . Dalam penelitian juga disebutkan bahwa tak ada satu siswa pun di Indonesia yang meraih nilai literasi di tingkat kelima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat, selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu.
Salah satu contoh buku besar bacaan berjenjang (dok. bsfm/USAID PRIORITAS)
Hamsah Penanggung Jawab Program Buku Bacaan Berjenjang Sulsel dan Jamaruddin Provincial Coordinator USAID PRIORITAS Sulsel memamerkan buku bacaan berjenjang di hadapan peserta Lokakarya Perencanaan Kabupaten Buku Bacaan Berjenjang di Aula Pemkab Maros (dok. bsfm/USAID PRIORITAS)Penanggung Jawab pelatihan dan penyebaran buku ini di Sulsel, Hamsah, di hadapan peserta Lokakarya Perencanaan Kabupaten Program Buku Berjenjang di aula Kantor Bupati Maros, jumat kemarin (8/1/2016) mengatakan Buku ini sudah disetujui Kemendikbud dan Kemenag untuk digunakan di seluruh Indonesia.
Hamsah menjelaskan, untuk menggunakan buku berjenjang yang disusun tim YLAI (Yayasan Literasi Anak Indonesia), terdapat buku dan video panduannya. Bahkan para pendidik yang ingin memakainya harus dilatih terlebih dahulu oleh fasilitator yang sudah diseleksi khusus dan dilatih terlebih dahulu.
Buku-buku, video dan buku panduannya diberikan secara gratis oleh USAID PRIORITAS, demikian juga pelatihannya. Sayangnya masih terbatas untuk sekolah-sekolah di Kabupaten/Kota yang menjadi mitra USAID PRIORITAS.
Menurut Hamsah, penggunaan buku ini telah benar-benar terbukti mampu meningkatkan kemampuan membaca anak-anak.
Dr. Irlidya, seorang pengawas SD dari Maros yang sudah menggunakan buku ini di beberapa sekolah menyatakan kegiatan membaca bagi anak-anak sekarang menjadi amat menyenangkan. Teknik-teknik memancing perhatian lewat tebakan cerita, improvisasi dengan menyangkutkan pengalaman anak, menebak isi cerita selanjutanya dan teknik-teknik lainnya membuat anak-anak yang sulit membaca termotivasi mengetahui huruf-huruf, dan yang lancar membaca akan termotivasi untuk mengerti alur berikutnya, bahkan mereka akan dengan mudah belajar menuliskan kalimat-kalimat yang mereka buat sendiri.
Sekda Maros, Baharuddin, menyatakan apresiasinya terhadap program Buku Bacaan Berjenjang di hadapan peserta Lokakarya Perencanaan Kabupaten Buku Bacaan Berjenjang di Aula Pemkab Maros (dok. bsfm/USAID PRIORITAS)
Sekretaris Daerah Maros, Baharuddin, sangat mengapresiasi program Buku Bacaan Berjenjang ini, “Buku ini melatih anak-anak membaca dengan memahami semenjak dini. Kalau mampu membaca saja, tanpa bisa memahami, maka sia-sialah bacaan kita, “ ujarnya. (bsfm news department)




Post a Comment