Berdasarkan data BPS, Pertumbuhan ekonomi kabupaten Maros menurun drastis dari angka 1,24 persen di tahun 2019, mengalami kontraksi/ penurunan hingga diangka minus 10,87 persen tahun 2020. Angka ini terendah di Sulawesi Selatan.
Menanggapi hal itu, Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan, penurunan ekonomi yang terjadi secara global itu, menjadi tantangan berat di masa awal jabatannya. Pihaknya pun tengah menyusun siasat agar ekonomi bisa kembali tumbuh positif di Maros.
Meski demikian, Chaidir mengaku tidak bisa berbuat banyak, mengintervensi sejumlah sektor yang memang di luar dari kewenangannya. Termasuk dampak domino dari pademi covid dan faktor cuaca, Selasa (09/03/2021).
Dari 17 indikator pertumbuhan ekonomi, sektor transportasi utamanya bandara yang menjadi penyebab anjloknya pertumbuhan ekonomi Maros. Sektor ini jelas dipengaruhi adanya pandemi yang membuat pengguna jasa bandara menurun drastis. Termasuk di sektor industri yang memang turun karena covid.
Sementara di sektor pertanian yang juga mengalami penurunan akibat anomali cuaca, Chaidir menjelaskan, jika pihaknya tengah mendorong percepatan masa tanam agar tidak ada perlambatan masa panen di tahun mendatang.
Selain upaya itu, Chaidir juga mengaku telah mempersiapkan sejumlah program pro rakyat untuk mempercepat pemulihan ekonomi dari dampak pandemi. Mulai dari pelatihan hingga bantuan modal usaha.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi di sejumlah kabupaten Kota di Sulsel juga mengalami penurunan. Seperti di Banteng yang pada tahun 2019 tertinggi di Sulsel turun dari 10,75 persen menjadi 0,52 persen. Sementara Makassar dari 8,79 persen turun menjadi minus 1,27 persen. (marosfm news departement)


Post a Comment