Pemahaman Radikalisme dan anarkisme yang mengatasnamakan agama perlu senantiasa diwaspadai warga Maros karena hal tersebut bertujuan hanya mengadu domba masyarakat serta memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal tersebut menjadi salah satu poin rekomendasi yang dihasilkan dalam Dialog Kebangsaan yang digelar Lembaga Kajian Demokrasi Pembangunan dan Lingkungan (LKDPL) di RM Nusantara, Senin (27/02).
Wabup Maros, H. A. Harmil Mattotorang bersama Kasdim Kodim 1422 Maros, Wahyu Wibowo, serta Direktur LKDPL Kabupaten Maros, Andi Nur Imran dalam pembukaan Dialog Kebangsaan (27/2/2017) (dok. ist)
Direktur LKDPL Kabupaten Maros, Andi Nur Imran menjelaskan, selain rekomendasi mewaspadai paham radikal, rekomendasi lainnya yang dihasilkan dalam dialog tersebut yakni Pemerintah Kabupaten Maros bersama ORMAS, OKP, tokoh agama dan tokoh Masyarakat, untuk ikut serta secara bersama-sama memberikan pemahaman dan pencerahan tentang pentingnya kerukunan, kebersamaan, dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wakil Bupati Maros, Andi Harmil Mattotorang, dalam sambutannya mengaku sangat mengapresiasi dialog yang dihadiri puluhan mahasiswa, pemuda, tokoh masyarakat dan tokoh perempuan.
Harmil mengatakan Pemda tentunya menyambut baik kegiatan seperti ini karena sangat positif untuk pencerahan dengan memberikan bimbingan agar kondisi di Maros bisa tetap aman dan rukun dengan menghindari kegiatan yang dilakukan mengarah ke hal yang bisa memecah bangsa.
Dialog ini menghadirkan 3 pemateri yakni, Kepalan Staf Administrasi (Kasdim) Kodim 1422 Maros, Wahyu Wibowo, Tokoh masyarakat Yanas Pabokori, dan Akademisi yang di wakili oleh Asiz Pata.
Dalam paparannya, Kasdim Maros mengatakan sejauh ini peran TNI di masyarakat sudah sangat besar termasuk terlibat lansung pada ketahanan pangan dan menjaga keutuhan persatuan dan kerukunan di tengah masyarakat melalui peran Babinsa di masing-masing desa. (maros fm news department)
Post a Comment